Rabu, 16 Maret 2011

Membibit Kolumnis



Kanisius Karyadi




Merancang dan melaksanakan acara secara independen (mandiri) terbilang gampang-gampang susah. Dengan bekal kepercayaan diri dan jiwa besar, pada akhirnya pelatihan menulis opini bagi kaum muda oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Politik (LPEP) pada tanggal 27-28 Maret 2010 di Penginapan Widya Kartika, Surabaya terlaksana dengan baik dan aman.


Acara yang pada awalnya diragukan dan dicurigai oleh beberapa kalangan itu akhirnya bisa direalisasi dengan lancar. Terbukti, 60 orang lebih mengikuti pelatihan ini. Suatu angka yang langka dan ajaib, bahwa selama ini ”pendapat umum” mengatakan ”mengumpulkan dan melatih anak muda dalam jumlah relatif banyak sangat sulit” ternyata digugurkan dalam even ini. Banyak orang heran dan bertanya-tanya dari mana jumlah peserta sebanyak itu?

Peserta Pelangi

Anak muda yang hadir beragam latar belakang, ada yang Katolik, Kristen dan, Islam. Mulai dari anak jalanan, muda-mudi Katolik (Mudika), aktivis gerakan mahasiswa, dosen muda, pekerja muda sampai calon pastor.


Organisasi/lembaga seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Airlangga Surabaya, Pemuda Katolik, GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Surabaya, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Surabaya, PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Surabaya dan Madiun, Seminari Tinggi Providentia Dei, Gema (Generasi Muda Adonara) Surabaya, Yayasan Merah Merdeka, Komisi Remaja Katolik Keuskupan Surabaya, Yayasan Bina Insan (YABISA), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Vincentius a Paulo Surabaya, Komunitas Rumah Kita, Pramuka dan lain-lain berpartisipasi dalam acara ini.


Ini merupakan wujud Indonesia mini, simbol dialog kehidupan berlangsung dan dijalankan secara dini. Dari sinilah kelak dimungkin persahabatan dan persaudaran terbina dengan baik. Ini wujud dialog praksis dan nyata, tanpa teori-teori yang ndakik-ndakik (tinggi-tinggi).


Pendanaan dari Mana?

Banyak pula orang bertanya dari mana sumber dana pelatihan ini? Terus terang kita katakan, pada awalnya kita mendanai secara mandiri, namun pada even kali ini, kita mengundang seluas-luasnya pribadi atau lembaga yang mau dan peduli (nama-nama Donatur terlampir). Kita terinpirasi Barack Obama ketika kampanye didanai oleh masyarakat (publik).

Banyak tudingan miring, di antaranya didanai salah seorang kandidat kepala daerah Kota Surabaya yang buntutnya minta dukungan suara. Di lapangan kita buktikan, tidak ada seremoni kampanye-kampanyean. Hal ini pernah pula dituduhkan kepada penulis, ketika mendorong transformasi Pemuda Katolik Jawa Timur beberapa waktu yang lalu. Penulis dikira sedang main mata dalam pemilihan gubernur Jawa Timur. Di lapangan, kita benar-benar bersih dari tuduhan tersebut.

Tudingan lain, kita dicurigai mencari dana demi kepentingan diri sendiri. Kita tidak sedang mencari keuntungan material dari acara ini. Justru banyak hal yang telah kita kurbankan untuk even ini, baik waktu, tenaga, biaya dan lain-lain. Kita bekerja tidak pada hari pelaksanaannya saja, jauh hari sebelumnya kita sudah bekerja, bahkan 9 tahun yang lalu.


Mengenai proposal yang kita keluarkan, itu sejatinya mengandung muatan penelitian tertentu..
Sejatinya kita mempunyai misi yakni melatih generasi muda agar terampil menulis opini dan menyuarakan di wilayah publik. Istilahnya kita mau mencetak penulis kolom (kolomnis) yang cerdas dan berani bagi perkembangan masyarakat. Di Jawa Timur, kayaknya program ini langka, sangat jarang dilakukan pribadi dan kelompok mana pun. Even ini murni digerakkan umat biasa dan muda, konsekuensinya mencari dananya relatif berat. Mencari dana 10 juta perlu pontang-panting. Pada akhirnya berhasil, berkat ”warga yang peduli dan baik”.


Negosiasi Berat

Hal yang tak boleh diremehkan adalah kehadiran pembicara. Dalam even ini dihadirkan dua narasumber dari dua koran yang berpengaruh yakni Kompas dan Jawa Pos. Selain itu tiga dosen/praktisi dari perguruan tinggi di Jawa Timur. Untuk menghadirkan mereka tentu tidak semudah membalikkan tangan. Setelah melalui prosedur, lobi dan negosiasi yang lumayan berat, pada akhirnya mereka bersedia hadir.

Satu hal yang sedikit melegakan, lima pembicara yang hadir rata-rata heran,”Lha kok bisa menggelar acara menulis opini dihadiri banyak anak muda dan gratis.” Padahal, selama ini dalam catatan mereka pelatihan-pelatihan semodel, pada umumnya sepi peminat.

Salah seorang peserta dalam suratnya ke penulis mengatakan,”Salut buat LPEP yang telah mengadakan acara ini. Tidak selamanya yang gratisan itu murahan. Kali ini LPEP membuat statemen itu tumbang, walaupun gratisan, menu yang disajikan berkualitas, baik ilmu maupun pelayanan selama dua hari di area penginapan. Terus maju, jangan pernah lelah menularkan ilmu bagi generasi penerus bangsa.”

Akhirnya, terima kasih kepada semua donatur, pembicara, team kerja lapangan seperti Rini, Fina, Agus, Ifah, Silworu, Dewo, tanpa Anda, penulis bisa botak dini. Terima kasih kepada peserta, dalam tahun-tahun mendatang kita menunggu buah pikiran cemerlang anda... Matur suwun.

Kanisius Karyadi
Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Politik (LPEP)





Data Penyumbang

1. Didik Prasetiyono-eks anggota KPU Jawa Timur 250,000
2. Paroki Sakramen Maha Kudus, Surabaya 300,000
3. Bapak Lukito Kartono, UK Petra 250,000
4. Ibu V.Dwi Hartiningrum, Gresik 1,500,000
5. Paroki Aloysius Gonzaga, Surabaya 250,000
6. Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya 1,500,000
7. Bapak Kuncoro Foe, Universitas Widya Mandala 100,000
8. Panitia APP Keuskupan Surabaya 200,000
9. Bapak C Jemmy Sunur, Surabaya 100,000
10. Paroki Santo.Yakobus, Surabaya 350,000
11. Yayasan Widya Mandala Surabaya 500,000
12. Paroki Roh Kudus, Surabaya 750,000
13. Paroki Vincentius a Paulo, Surabaya 300,000
14. Bapak Afan Anugroho, Jakarta 500,000
15. Paroki Santo Paulus, Juanda 250,000
16. Bapak Anton Prijatno SH, Surabaya 1,000,000
17. Paroki Redemptor Mundi, Surabaya 500,000
18. YABISA Surabaya 100,000
19. Bapak Vincentius Awey, Surabaya 500,000
20. Paroki Gembala Yang Baik, Surabaya 150,000
21. Ibu Lilian Gowi, Surabaya 150,000

Total 9,500,000

Tidak ada komentar: